RIWAYAT KYAI HAJI HASAN ANWAR
RIWAYAT KYAI HAJI HASAN ANWAR
Hasan Anwar lahir
di Ngluwuk, yang ikut Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Anak kedua dari tiga
bersaudara, yang kakak dan adiknya perempuan. Sejak kecil rajin mengaji, di
surau dekat rumahnya. Setelah remaja dia meneruskan menuntut ilmu di pondok
pesantren Kudus, yang setelah tamat meneruskan menuntut ilmu di pondok Langitan
Madura. Bertahun-tahun dia hidup di pondok langitan, yang setelah tamat dia
membantu mengajar di pondok pesantren Langitan Madura. Kyai Hasan
Anwar pergi haji
ke Mekah, dan setahun lamanya beliau tinggal di Mekah untuk memperdalam ilmu
agama. Setelah pulang naik haji, Kyai Haji Hasan Anwar kembali mengajar di
pondok pesantren Langitan Madura. Pada suatu hari oleh gurunya, Kyai Haji Hasan
Anwar diutus ke pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, untuk membantu mengelola
pondok yang dipimpin oleh Kyai Haji Hasyim Asyhari. Setelah bertemu dengan Kyai
Haji Hasyim Asyhari itulah, beliau banyak belajar tentang keorganisasian. Pada
tanggal 31 Januari 1926, bersama dengan Kyai Haji Hasyim Asy’ari yang dibantu oleh
beberapa orang kyai mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Hingga beberapa tahun
lamanya beliau mengajar di pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, yang akhirnya
ada keinginan untuk pulang kembali ke desanya.
Setelah sampai
di Ngluwuk, ternyata ayahnya sudah meninggal dunia. Sedangkan ibunya ikut
kakaknya perempuan, yang kawin dengan warga desa Gubug. Akhirnya Kyai Haji
Hasan Anwar menyusul ke Gubug, dan tinggal di rumah kakaknya di sebelah barat
pekuburan Bolampong-Gubug. Di Gubug beliau membantu Kyai Jalil, untuk mengajar
mengaji pada warga sekitar, di langgar yang terletak di dekat rumah kakaknya
atau tepatnya di timur pasar Gubug. Melihat ketekunan Kyai Haji Hasan Anwar
dalam mengajar mengaji, sehingga Kyai Jalil berkenan mengambilnya menjadi
menantu.
Kehidupan
bermasyarakat Kyai Haji Hasan Anwar sangat baik sekali, senang membantu pada
warga yang tertimpa kesusahan. Bahkan dengan berani beliau melawan
perampok-perampok, yang akan menyatroni warga Cina yang tinggal di Gubug.
Dengan demikian warga Cina di Gubug merasakan hidup aman dan tentram, karena
mendapatkan penjagaan dari Kyai Hasan Anwar bersama para santrinya. Hubungan
beliau dengan para kyai di wilayah Grobogan sangat baik, sehingga beliau
mempelopori berdirinya Nahdlatul Ulama di Kabupaten Grobogan.
Kebencian beliau
terhadap pemerintahan Belanda kelihatan nyata, dengan tidak bersedia untuk
diajak bekerja sama. Karena dianggap berbahaya oleh tentara Belanda, maka ada
rencana untuk menangkap beliau untuk dijebloskan ke dalam penjara.
Karena tahu kalau dirinya akan ditangkap Belanda, pergilah beliau ke pondok pesantren di daerah Klambu. Disana beliau menyusun kekuatan bersama lasykar Syabilillah, untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi yang sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Beberapa kyai dihubungi, untuk mengirimkan lasykar untuk diajak mengusir Belanda yang ingin berkuasa kembali. Pada tahun 1948 para lasykar dikumpulkannya di pondok pesantren termas, untuk menyerang markas Belanda yang ada di Gubug. Malam itu beliau memimpin para lasykar Syabilillah, berangkat ke Gubug untuk menyerang markas Belanda yang terletak di kantor pegadaian Gubug. Terjadilah peperangan yang tidak seimbang, melawan tentara Belanda yang lengkap persenjataanya. Beliau bersama 19 lasykar Sabilillah gugur di halaman kantor pegadaian Gubug. Oleh Belanda jenazah beliau bersama lasykarnya dikubur di makam.
Makasih Infonya.. Kyai Hasan Anwar..Lahuma Fatikhah..
BalasHapusIjin Share..
BalasHapusMas kh. Hasan anwar jadi pelopor Nu grobogan itu datanya dari mana?
BalasHapus( http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/08/16/obzkke313-kh-hasan-anwar-ulama-dan-pejuang-part4 ) sebab yang ditulis hampir sama dengan link republica.co.id. Saya hendak buat penelitian sejarah nu grobogan mas semoga bisa bertemu.
Pahlawan dr Gubug, sangat menginspirasi dlm membentuk pribadi yg memberi manfaat ....
BalasHapus